MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS ANAK
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Individual
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan
Dosen
Pembimbing : Nur Azizah, S.Sos.I., M.Si.
Disusun Oleh :
Choerul Fitroh 1522405007
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua anak-anak
menampakkan kesenangan belajar dan bahkan mereka ingin mempelajari banyak hal.
Dorongan ingin tahu mereka sangat tinggi untuk mengeksplorasi lingkungan dengan
kemampuan dan dorongan mereka untuk mengetahui sesuatu dan membuat sesuatu
secara kreatif. Mereka cenderung meniru dan mencoba apa yang mereka lihat dan
ketahui. Mereka juga belum menyadari perlunya memiliki pengetahuan dan
ketrampilan serta kepribadian yang sesuai dengan tuntutan keinginan mereka.
Kreativitas pada anak
perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena dengan kreativitas mereka dapat menjadi
pribadi yang kreatif. Pada dasarnya, perbedaan setiap individu beraitan dengan
jenis karakteristik yang diwarisi masing-masing individu tersebut dan yang
membedakannya dari individu lain. Atau dimungkinkan pula kembali kepada
sebab-sebab yang berkaitan dengan perolehan pengalaman-pengalaman tertentu,
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, dan sekolahnya. Tidak diragukan lagi
bahwa berkreativitas, baik dalam bidang keilmuan, seni, puisi atau bidang
lainnya secara jelas menunjukan bahwa aktivitas menyendiri, berkreasi dan
berinovasi itu memiliki peranan penting dalam masa modern. Dalam kenyataannya
masih sedikit sekolah yang menyelenggarakn upaya pengembangan kreativitas anak.
Hal ini disebabkan masih sedikitnya literatur yang membahas secara menyeluruh
dan terinci mengenai kretivitas pada anak.
B. Rumusan Masalah
1. A pa
pengertian kreatifitas?
2. Apa
ciri-ciri kreativitas?
3. Apa
faktor pendukung kreativitas anak?
4. Apa
faktor penghambat kreativitas anak?
5. Bagaimana
strategi pengembangan kreativitas anak?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian kreativitas.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri kreativitas.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung kreativitas anak.
4. Untuk mengetahui faktor penghambat kreativitas anak.
5. Untuk mengetahui strategi pengembangan kreativitas anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kreativitas
Pengertian
kreativitas sangatlah banyak, dan mencakup beberapa makna yang tidak di capai
kata sepakat. Pengertian ini tercermin dalam hasil dari berbagai proses sebagai
pengantar menuju kretivitas. Kreativitas diartikan dengan suatu proses yang
dengannya anak-anak kecil dapat mengaktualisasikan dirinya melalui
pengalaman-pengalaman, dan yag mendorongnya untuk memperbaiki pengembangan
dirinya, sekaligus memcerminkan individualisme dan kemandiriannya.[1]
Adapun contoh yang
dapat menjelaskan definisi di atas yaitu dengan melakukan ineraksi yang luar
biasa atau realistis, menghadirkan pengetahuan-pengetahuan masa lampau yang
tidak terikat dalam prinsip-prinsip pada masa sekarang, menggunakan pengetahuan
dan wawasan dengan cara dan langkah baru,menciptakan pengetahuan-pengetahuan
yang sesuai dengan kondisi yang baru pula, menguji pemahaman-pemahaman yang
baru, merangkai dan menyusun nama-nama atas seisi alam raya ini, berfikir
fleksibel, bermain dengan pemikiran dan alat-alat, cenderung melakukan sesuatu
yang baru lepas dari kebisaan, mengatasi permasalahan-permasalahan, dan peka
terhadap kontrol/dominasi.[2]
Berikut ini adalah beberapa definisi kreativitas :
a. Kreatifitas sebagai gaya hidup
Kretivitas yang dimaksud dalam hall ini mencakup banyak definisi yang
berbentuk dalam ugkapan umum yang mencakup beberapa fenomena aktivitas seorang
individu. Sebagai contoh, definisi yang diberikan oleh Hobkenz (1937) terhadap
kreativitas ini adalah “Diri yang merespon ketika dipengaruhi secara
mendalam dan enerjik”. Adapun yang dimaksud Hobkenz dari definisi ini
adalah sikap yang diambil dari seorang individu itu, memberikan dampak yang
sangat dengan cara mempengaruhi dalam diri seorang individu tersebut secara
mendalam, kemudian meresponnya dengan segenap aspek dan dengan cara yang elegan[3]
b. Kreativitas sebagai produk terbatas
Kreativitas dalam makna ini di definisikan dengan proses yang dilakukan
oleh seorang individu dan mendorongnya untuk menemukan sesuatu yang baru
baginya. Sedangkan pengertian “baru” sering di nisbahkan kepada individu itu,
bukan dinisbahkan kepada sesuatu yang ditemukan dalam bidang yang didalamnya
terdapat kreativitas.[4]
c. Kreativitas sebagai proses rasionalisasi
Menurut Mirreshtine (1955) kreativitas adalah suatu proses yang mengandung
pengetahuan yang detail mengenai bidang serta cakupannya, baik berupa
pengetahuan-pengetahuan dasar, penetapan data teoritis dan melakukan eksperimen
atas kebenaran data-data tersebut, kemudian menyampaikan hasil-hasilnya kepada
orang lain.[5]
B. Ciri-Ciri Kreativitas
Berdasarkan analisis faktor, Guilford mengemukakan bahwa
ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif, yakni:[6]
a. Kelancaran (fluency), ialah kemampuan untuk
menghasilakan banyak gagasan.
b. Keluwesan (flexibility), ialah kemampuan untuk
mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
c. Keaslian (originality), ialah kemampuan untuk
memecahkan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise.
d. Penguraian (elaboration), ialah kemampuan untuk
menguraikan sesuatu dengan terperinci, secara jelas dan panjang lebar.
e. Perumusan kembali (redefinition), ialah kemampuan
untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berada dengan apa
yang telah diketahui oleh banyak orang.
Karakteristik
kepribadian menjadi kriteria untuk mengidentifikasikan orang-orang kreatif.
Kepribadian menurut Guildford meliputi dimensi kognitif (misalanya bakat) dan
dimensi nonkognitif (misalnya minat, sikap, dan kualitas temperamental).
Menurut terori ini, orang-orang kreatif memiliki kepribadian yang secara
signifikan berbeda dengan orang yang kurang kreatif.[7]
C. Faktor Pendukung Kreativitas
Anak
Dalam
perkembangannya untuk menunjang kreativitas anak, memiliki periode yang terbagi
menjadi dua yaitu:
1. Periode
anak awal (early childhood) 2 tahun - 6 tahun
Pada periode ini orang tua sering dihadapkan pada problem
tingkah laku, misalnya keras kepala, tidak menurut, negativistis,
tempertantrums, mimpi buruk, iri hati, ketakutan yang irasionil (tidak masuk
akal) pada siang hari dan sebagainya. Periode ini merupakan masa persiapan
untuk masuk sekolah dasar.
Para psikolog menyebutkan pula periode prasekolah sebagai
‘’periode eksplorasi’. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang
utamaa pada periode ini ialah menguasai dan mengkontrol lingkungannya. Mereka
selalu ingin mengetahui apa dan bagaimana lingkungannya itu, bagaimana mereka
dapat merupakan bagian dari lingkungan tersebut. Lingkungan yang dijelajah
tersebut baik yang merupakan manusia maupun bendda-benda. Cara umum yang
dilakukan anak-anak 2 - 6 tahun yaitu dengan bertanya sebab itu sering pula dikenal
sebagai usia bertanya (questioning age).[8]
2. Periode
anak akhir (late childhood) 6/7 tahun - 12/13 tahun
Pada periode ini mereka mulai memasuki sekolah dimana mereka akan
mendapatkan pengetahuan penting yang berguna bagi kehidupan kelak dan mereka
mulai memperlajari ketrampilan tertentu baik yang bersifat kurikuler maupun
ekstrakurikuler.
Para psikologi menyebutkan dengen istilah usia kelompok (gang age).
Saat ini, anak-anak mulai berusaha untuk menjadi anggota kelompok,biasanya
dengan jenis kelamin yang sama.[9]
Dalam
mengembangkan kreativitas terdapat faktor-faktor yang dapat mendukung upaya
dalam menumbuhkankembangkan kreativitas. Berikut ini pendapat para ahli
mengenai faktor-faktor apa saja yang mendorong peningkatan kreativitas.
Menurut Conny
Semiawan dalam Adhipura (2001: 46), faktor pendorong dari segi lingkungan
sekolah, bahwa kebebasan dan keamanan psikologis merupakan kondisi penting bagi
perkembangan kreativitas. Anak merasa bebas secara psikologis jika terpenuhi
persyaratan berikut ini:[10]
1. Guru
menerima siswa sebagaimana adanya, tanpa syarat, dengan segala kelebihan dan
kekurangannyaserta memberikan kepercayaan bahwa pada dasarnya anak baik dan
mampu.
2. Guru
mengusahakan agar siswa tidak merasa “dinilai” dalam arti yang bersifat
mengancam.
3. Guru
memberikan pengertian dalam arti dapat memehami pemikiran, perasaan dan
perilaku siswa, dapat menempatkan diri dalam situasi siswa dan melihat dari
sudut pandang siswa.
Sementara Torancce dalam Supriadi
(Adhipura, 2001: 47), mengemukakan tentang lima bentuk interaksi guru dan siswa
dikelas yang dianggap mampu mengembangkan kecakapan kreatif siswa, yaitu:[11]
a. Menghormati pernyataan-pernyataan yang tidak biasa.
b. Menghormati gagasan-gagasan yang tidak biasa serta
imajinatif dari siswa.
c. Memberikan kepada siswa untuk belajar atas prakarsa
sendiri.
d. Memberi penghargaan kepada siswa.
e. Meluangkan waktu belajar bagi siswa untuk belajar dan
bersibuk diri tanpa suasana penilaian.
Demikian juga Hurlock (1999: 11), mengemukakan
beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu:[12]
1. Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya
jangan diatur sedemikian rupa sehingga waktu bebas bagi mereka untuk bermain
dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk baru dan orisinil
2. Kesempatan
menyendiri. Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial, anak
dapat menjadi kreatif.
3. Dorongan
terlepas dari seberapa jauh potensi anak memnuhi standar orang dewasa. Untuk
menjadi kreatif mereka harus terbebas dari ejekan dan kritik yang sering kali
dilontarkan pada anak yang tidak kreatif.
4. Sarana.
Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya haru disediakan untuk merangsang
dorongan eksperimen dan eksplorasi, yang merupakan unsur penting dari semua
kreativitas.
5. Lingkungan
yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas. Ini
dilakukan sedini mungkin sejak masa bayi dan dilanjutkan hingga nama sekolah
dengan menjadikan kreativitas, suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai
secara sosial.
6. Hubungan
anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak terlalu melindungi
atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri.
7. Cara
mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis dan permisif dirumah dan
disekolah meningkatakan kreativitas, sedangkan cara mendidik otoriter
memadamkannya.
8. Kesempatan
untuk memperoleh pengetahuan. Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Makin
banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin besar dasar-dasar untuk mencapai
hasil yang kreatif.
Dalam konteks
pengembangan kreativitas Amabile (dalam Goleman, Kaufman, dan Ray,2005)
menyatakan adanya tiga komponen dasar kretivitas (tree component model)
yang dari komponen tersebut bisa diajukan bentuk pengembangannya. Ketiga
komponen yang dimaksud adalah:[13]
1. Domain-relevan
skill yaitu ketrampilan dalam bidang
tertentu yang mencakup pengetahuan, ketrampilan teknis, dan bakat khususnya
dalam bidang tertentu. Pengembangan pada domain ini bisa dilakukan melalui mata
pelajaran tertentu misalnya bakat menulis dikembangkan melalui pelakjaran
bahasa indonesia.
2. Cretivity-relevant
skill Yaitu kemampuan berpikir kreatif yang memungkinkan ditemukannya
kemungkinan-kemungkinan baru dalam penyelesaian masalah. Pengembangan pada
domain ini bisa dilakukan dengan jalur kognitif berupa teknik peningkatan
berpikir kreatif yang diberikan diluar jam pelajaran sekolah.
3. Taks-motivation yaitu dorongan untuk
melakukan tindakan kreatif. Pengembangan dengan cara mendorong atau menciptakan
suasana yang memungkinkan munculnya perilaku kreatif. Pada domain ini
kreativitas tidak bisa diajarkan secara langsung karena itu yang bisa dilakukan
guru adalah menjadi stimulator atau model memunculkan atau mempertahankan
motovasi intrinsik siswa yang pada gilirannya akan memunculkan sikap dan
perilaku kreatif.
D. Faktor Penghambat Kreativitas
Anak
Dalam
mengembangkan kreativitas, seseorang dapat mengalami berbagai hambatan, kendala
atau rintangan yang dapat merusak dan bahkan dapat memtikan kreativitasnya.
Cropley dalam Adhipura (2001: 44), mengemukakan beberapa karakteristik guru
yang cenderung menghambatketrampilan berpikir kreatif dan kesediaan atau
keberanian anak untuk mengungkapkan kreativitas mereka:[14]
1. Penekanan
bahwa guru semakin benar.
2. Penekanan
berlebihan pada hafalan.
3. Penekan
pada belajar secara mekanis teknik pemecahan masalah.
4. Penekanan
pada evaluasi eksternal.
5. Penekanan secara ketat untuk menyelesaikan pekerjaan.
6. Perbedaan secara kaku antara bekerja bermain dan
menekankan makna dan manfaat dalam bekerja, sedangkan bermain adalah sekedar
untuk rekreasi.
Amaible dalam
Munandar (2004: 223) melihatnya dari sisi lain, ia mengemukakaan ada empat cara
yang dapat mematikan kreativitas anak, yaitu evaluasi, hadiah, persaingan, dan
lingkungan yang membatasi.[15]
a. Evaluasi. Dalam memupuk kreativitas anak, guru hendaknya
tidak memberikan evaluasi atau menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang
asyik berkreasi. Bahkan menduga akan dievaluasipun dapat mengurangi kreativitas
anak.
b. Hadiah. Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah
akan memperbaiki atau meningkatkan perilaku tersebut. Ternya tidak demikian.
Pemberian hadiah dapat mematikan potensi intrinsik dan mematikan kreativitas.
c. Persaingan. Komperisi atau persaingan lebih kompleks dari
pada pemberian evaluasi atau hadiah tersendiri, karena kompetisi meliputi
keduanya. Biasanya persaingan terjadi apabila anak merasa bahwa pekerjaannya
akan dinilai terhadap pekerjaan anak lain dan yang terbaik akan menerima
hadiah. Hal ini, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sayangnya dapat
memetikan kreativitas anak.
d. Lingkungan yang membatasi. Belajar dan kreativitas tidak
dapat ditingkatkan dengan paksaan. Jika belajar dipaksakan dalam lingkungan
yang amat membatasi, maka minat intrinsik anak dapat dirusak.
E. Strategi Pengembangan
Kreativitas Anak
Pada dasarnya
setiap orang memeiliki kecenderungan berbakat dalam kreativitas dan memiliki
kemampuan mengungkapka dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing orang
tersebut dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda sesuai dengan potensi yang
dimiliki masing-masing. Renzulli mengidentifikasin bahwa seorang anak dapat
dikataakan berbakat jika mempunyai kemampuan intelektual umum diatas rata-rata,
kreativitas yang tinggi, serta motivasi atau keterlekatan pada tugas yang
tinggi pula.[16]
Kreativitas sebagaimana yang didefinisikan williams memimiliki beberapa aspek
mendasar yang menyusunnya, yaitu:[17]
1.
Ketangkasan; yaitu
kemaampuan untuk menghasilkan pemikiran atau pernyataan dalam jumlah yang
banyak.
2.
Fleksibilitas; yaitu
kemampuann untuk menhasilkan banyak macam pemikiran,dan mudah dipindah dari jenis
pemikiran tertententu kepada jenis pemikiran lainnya.
3.
Orisinalitas; yaitu
kemampuan untuk berfikir dengan cara yang baru atau dengan ungkapan yang unik,
dan kemampuan untuk menghasilkan pemikirann-pemikiran jenius yang lebih banyak
dari pada pemikiran yang telah menyebar atau telas jelas diketahui.
4.
Elaborasi; yaitu
kemampuan untuk menambah hal-hal yang detail dan baru atas pemikiran-pemikiran
atau suatu hasil produk tertentu.
Kemampuan
anak-anak dalam menentukan dan menguasai peran-peran dan gaya serta pola
pikirnya memiliki beberapa tingkatan yaitu, anak yang suka meneliti dan selalu
ingin tahu, bermain, dan berkreasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengajarkan anak-anak menjadi anak yang kreatif yaitu:[18]
1. Orang
yang kreatif memiliki gaya atau cara tersendiri dalam masa-masa berkreativitas.
Seperti menggunakan indera sebagai metodenya dalam menghimpun langkah-langkah
kerja. Sehingga akan menggantungkan kepadanya ketajaman perasaan yang akan
memberitahukannya mengenai hal-hal yang sesuai dan tidak sesuai dalam
menghadapi suatu kondisi tertentu.
2. Indera
itu menjadi sarana pertama yang dipegang oleh anak-anak dan manusia pada
umumnya dalam mengetahui berbagai proses dan hubungan disela-sela kerja
kreatif.
3. Harus
membuka diri terhadap dunia luar supaya ikut merasa menjadi bagian. Hal itu
dapat menjadikan anak-anak lebih dekat dengan berbagai hal yang
mengelilinginya.
4. Harus
membuka diri kepada dunia internal. Hal itu dapat menjadikan anak-anak
menghormati atau mempertimbangkan kejadian-kejadian di masa lampau, masa
sekarang, dan masa yang akan datang dengan cara aturan dan tanpa membebankan.
Secara tidak langsung hal itu juga dapat menjadikan anak-anak lebih enerjik
yang membuka kesempatan bagi mereka untuk menemukan sesuatu secara lebih
banyak.
5. Harus
menyepadankan antara dirinya dengan sesuatu yang lebih besar, mencintai dan
menikannya, hingga mampu berperan sebagai perilaku yang sebenarnya dalam
kehidupan.
6. Hendaknya
seorang anak memiliki tekad untuk berkarya dengan segenap kekuatan,dan
kepercayaan diri.
Sebagai gambaran konkret, bahwa seseorang yang memiliki
kreativitas yang tinggi itu ditandai dengan ciri-ciri kreativitas sebagai
berikut, antara lain:[19]
a. Selalu ingin tahu.
b. Memiliki percaya diri yang kuat.
c. Memiliki sifat mandiri.
d. Berani mengeluarkan pendapat.
e. Berani mengambil risiko.
Salah satu upaya
dalam mengembangkan kreativitas anak adalah dengan memberikan stimulus yang
baik dan tepat, yaitu pembelajaran dengan bermain atau belajar sambil bermain
dimana setiap materi yang akan diberikan harus dikemas dalam bentuk permainan.
Permainan
merupakan kegiatan yang menyenangkan dilakukan oleh anak, dengan permainan anak
dapat melakukakan banyak hal,salah satunya ialah meningkatkan kognitif anak dan
anak akan mendapatkan informasi atau pengetahuan yang belum diketahuinya,
sehingga anak akan berpikir kreatif untuk memasuki lingkungan bermainnya agar
diterima teman sepermainannya, anak juga akan menciptakan sesuatu karya yang
unik dan khas sesuai dengan pemikirannya, dan itulah yang dimaksud dengan
kreativitas.[20]
Salah satu
contoh bentuk permainan yang dapat mengembangkan kognitif kreativitas anak ini
adalah permainan flashcard. Salah satu pemaanfaatan media flashcard ini,
misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari satu benda atau nama-nama tertentu
dari flashcard yang disimpan secara acak. Dengan cara berlari anak akan
berlomba untuk mencari sesuai perintah. Media ini bermanfaat, selain mengash
kognitif anak, juga melatih ketangkasan fisiknya. Dengan demikian, penggunaan
permainan media flashcard ini akan brdampak positif pada perkembangan
kreativitas anak usia dini.[21]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru dan berbeda entah sifat masih
gagasan atau sudah diekspresikan dalambentuk suatu karya. Kreativitas jika
dilihat dari segi etimologikreativitas berasal ari bahasa inggris “creativity”
yang mempunyai arti daya cipta dan dalam kamus berssae bahasa Indonesia
kreativitas yaitu kemampua untuk mencipta.kreativitas juga diartikan kegiatan
yang mendatangkan hasil dengan sifat baru, bermanfaat dan bisa dimengerti.
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan
potensinya dan dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan ini
merupakan motivasi primer untuk kreativitas.
Seperti yang
kita ketahui, anak-anak yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat
yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas anak yang kreatif. Anak yang
kreatif biasanya memiliki rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari
berbagai sudut pandang, dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide,
konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang dikhayalkan. Dan anak yang
kreatif cukup mandiri dan memiliki rasa
percaya diri. Mereka lebih berani mengambil risiko (tetapi dengan perhitungan)
dari pada anak-anak pada umumnya. Mengenai perkembangan kreativitasnya.
Untuk
mengembangkan kreativitas anak dibutuhkan keharmonisan antar guru dan anak
dalam proses belajar mengajar dan tidak kalah pentingnya peran orang tua anak
tersebut, kreativitas anak juga berkembang dengan hadirnya guru profesional
yang kreatif sebagai pemicu lahirnya inovasi proses dan hasil pembelajaran yang
bermutu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussaalam, amal. 2005. Mengembangkan Kretivitas
Anak. Jakarta: Dar Sofha Amman.
Hidayah, rifa. 2009. Psikologi Pengasuhan Anak. Malang:
UIN Malang Press.
Khairani, makmun. 2013. Psikologi perkembangan. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Susanto, ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana Perdana Media Group.
[6] Ahmad susanto, perkembangan anak usia dini, (Jakarta: Kencana
Perdana Media Group, 2012), hlm 117-118.
Betfred - casino, betfred, blackjack and more
BalasHapusBetfred. The home of the 광주 출장샵 best in online gambling. 춘천 출장안마 With 오산 출장샵 a 수원 출장샵 100% deposit bonus and a 김해 출장마사지 great selection of live casino games.