Sabtu, 11 Maret 2017

MAKALAH DESAIN DAN MODEL PEMBELAJARAN PKn TEMATIS SD/MI KELAS TINGGI



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Desain dan Model Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan serta wawasan kita. Kami juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi per perbaikan makalah.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Dan kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca.


Purwokerto, 26 Februari 2017


Penyusun









DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
1. BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1  Latar Belakang................................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3  Tujuan.............................................................................................................................2
2. BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian Desain Pembelajara PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi................................3
2.2 Pengertian Model Pembelajara PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi................................4
2.3 Desain Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi...............................................4
2.4 Model Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi..............................................10
3. PENUTUP............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................................14
4. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15
 


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bentuk rencana pembelajaran dijabarkan dari hal yang paling umum kepada yang paling khusus dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Bentuk rencana pembelajaran ini meliputi bentuk satuan pembelajaran untuk masing-masing Standar Kompetensi / konsep dalam tiap-tiap catur wulan atau semester, yang dikembangkan dari silabus atau kurikulum dari tiap bidang studi atau mata pelajaran. Fungsi perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar guru lebih siap dalam melaksanakan proses pembelajaran. Seorang guru yang baik akan senantiasa mengadakan persiapan terlebih dahulu, baik itu persiapan perencanaan yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Banyak desain dan model yang dapat digunakan untuk mengembangkan rencana pembelajaran. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan menjabarkan desain dan model pembelajaran tematis pada mata pelajaran PKn di SD/MI kelas tinggi.
       Salah satu kompetensi guru kelas di MI adalah menguasai lima bidang studi yang salah satunya adalah bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan. PKn dimaknai sebagai pendidikan nilai dan pendidikan politik demokrasi. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa dalam hal perancangan pembelajaran PKn perlu mempertahatikan karakteristik pembelajaran PKn itu sendiri.
       Dalam mata pelajaran PKn, tuntutan kurikulum bukan hanya didasarkan pada ketuntasan belajar siswa secara kognitif, tetapi menuntut juga perubahan sikap dan perilaku sebagai indikator keberhasilan aspek afektif. Hal ini membuat guru kebingungan dalam membuat desain dan model  pembelajaran yang tepat untuk anak usia Sekolah Dasar yang dapat mengakomodir aspek kognitif dan afektif anak. Jadi dalam menyusun sebuah desain dan model pembelajaran itu tidak selamanya sebuah desain dan model harus dilaksanakan seperti aslinya, namun dengan sentuhan kreasi dan inovasi jadilah sebuah desain dan model menjadi lebih kaya.




B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desain pembelajara PKn tematis SD/MI kelas tinggi ?
 2. Apa pengertian model pembelajaran Pkn tematis SD/MI kelas tinggi?
 3. Bagaimana desain pembelajaran PKn tematis SD/MI kelas tinggi ?
      4. Bagaimana model pembelajaran PKn tematis SD/MI  kelas tinggi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian desain pembelajara PKn tematis SD/MI kelas tinggi.
2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Pkn tematis SD/MI kelas tinggi.
3. Untuk mengetahui bagaimana desain pembelajaran PKn tematis SD/MI kelas tinggi.
4. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran PKn tematis SD/MI  kelas tinggi.
















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Pembelajara PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.[1] Sedangkan menurut Fougarty (1991:19) pembelajaran tematik adalah uatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mngaitkan beberapa aspek baik dalam intra pelajaran maupun antar mata pelajaran.[2]
Menurut Eraut (1991:315) istilah desain pembelajaran atau ‘instructional design’ biasanya merujuk pada desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan pembelajaran tersebut.  Memang, sejumlah ahli mengatakan bahwa desain pembelajaran dibuat oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran namun bukanlah suatu keharusan desain pembelajaran dibuat hanya oleh guru yang bersangkutan.  Artinya, bahwa pengembangan desain pembelajaran dapat menjadi tugas para pakar pembelajaran yang diharapkan akan membantu/mempermudah para guru dalam mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Jadi, desain pembelajaran adalah proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk didalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.[3]
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Desain Pembelajaran PKn Tematis adalah desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang mana model pembelajaran itu menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.
B. Pengertian Model Pembelajaran Pkn Tematis SD/MI Kelas Tinggi
       Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.[4]
       Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran yang dipergunakan, guru perlu mempertimbangkan secara khusus kondisi siswa secara keseluruhan, karena siswalah yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran.
C. Desain Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi
          Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektvitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.
          Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam medesain pembelajaran PKn menurut Skllbeck (1984) membagi faktor yang dapat menggambarkan situasi sebagabahan analss guru atas dua bagan, alah faktor eksternal (external factors) dan faktor nternal (internal factors).  Perhatkanlah faktor-faktor eksternal dan nternal menurut Skillbeck
berkut ini :
1. Faktor-faktor eksternal meliputi:
a. Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat
b. Tuntutan dan tantangan sistem pendidikan
c. Perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan
d. Kontribusi dari sistem dukungan guru
e. Sumber masukan bagi sekolah
2. Faktor-faktor internal, meliputi:
a. Siswa meliputi aspek bakat, kecakapan dan kebutuhannya
b. Guru meliputi aspek nilai, sikap, keterampilan mengajar, pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kelemahan khusus serta perannya
c. Etos kerja sekolah dan struktur politik
d. Sumber-sumber bahan pembelajaran
e. Masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang dirasakan dalam kurikulum yang berlaku.
       Namun perlu Anda ngat bahwa dua faktor bahan analss stuasdatas memlkkatan yang tdak dapat dpsahkan satu sama lan dalam kehdupan.  Dua faktor saling mengisi, saling berpengaruh dan saling menentukan keberhasilan guru mengajar dan siswa belajar.  Dengan kata lain, tugas guru yang cukup strategis bagi keberhasilan mengelola proses belajar mengajar akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mempertmbangkan, meramu, mengemas, merancang atau mendesan faktor-faktor datas dalam suatu model program pembelajaran.
       Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa mengembangkan desain pembelajaran merupakan tugas tim, bahkan melibatkan guru atau tidak melibatkannya.  Namun, ada hal yang mendapat tekanan dalam pengembangan desain pembelajaran, ialah mengembangkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. Tugas pengembangan materi pembelajaran sebagai aspek penting dalam pengembangan desain pembelajaran PKn di Indonesia, khususnya pasca berlakunya Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi adalah tugas satuan pendidikan.[5]
       Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa pengembangan desain pembelajaran  merupakan tugas awal bagi guru dalam mengembangkan kurikulum.  Ada tiga langkah yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam menyusun desain pembelajaran sebagai bagan dari tugas pengembangan kurikulum di satuan pendidikan, ialah[6]:
1. Mengkaji dan menentukan Standar Kompetensi
2. Mengkaji dan menentukan Kompetensi Dasar
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
       Perhatikan cara pengembangan desain pembelajaran untuk Kelas 4 Madrasah Ibtidayah, khususnya pengembangan materi berkut ini.
Kelas 4, Semester 1
Standar  Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi

1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
1.1  Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa
1.2  Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah
1.3  Menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah
- Jenis kelamin
- Nama Agama di Indonesia
- Nama suku bangsa
- Cara hidup rukun di rumah
- Cara hidup rukun di sekolah
- Praktek Hidup rukun di   rumah
- Praktek Hidup rukun di sekolah
2. Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah
2.1  Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah dan di sekolah
2.2  Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
- Tata tertib di rumah
- Tata tertib di sekolah
- Praktek hidup tertib di rumah
- Praktek hidup tertib di sekolah






Kelas 4, Semester 2
Stándar  Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi

3. Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah
3.1  Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya
3.2  Melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah
- Hak anak untuk bermain
- Hak anak untuk belajar
- Hak anak didengar pendapatnya
- Contoh melaksanakan hak anak di sekolah
- Contoh melaksanakan hak anak di sekolah
4.    Menerapkan
kewajiban anak di
rumah dan di sekolah
4.1 Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah
4.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
- Penerapan tata tertib di rumah
- Penerapan tata tert_b di sekolah
- Contoh pelaksanaan aturan yang berlaku di masyarakat

       Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. Dalam mengembangkan desain pembelajaran PKn, ada empat komponen yang perlu dikembangkan, yakni[7]:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Substansi materi
4. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi.

·      Desain Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio
Sebelum membahas lebih jauh tentang desain pembelajaran  PKn yang berbasis portofolio, perlu pula mengenali materi pembelajarannya. Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasonal PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralsasi. Ada empat pokok pendidikan kewarganegaraan, yakni[8]:
a. Standar kompetensi kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan;
b. Kompetensi dasar kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran;
c. Indikator pencapaian sebagakrtera keberhasilan pencapaan kemampuan;
d. Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru.
     Contoh, Standar kompetensi PKn Kelas V: “Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).” Standar kompetensi yang pertama di operasionalkan dalam bentuk kompetensi dasar, sebagai berikut : 
1.1  Mendeskripskan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.2  Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.3  Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kemudian, lebih lanjut dioperasionalkan lagi menjadi substansi materi dan indikator  pencapaian, secara lengkap sebagai berikut:
No

Standar
kompetensi

Kompetensi dasar
Substansi Materi
Indikator
1.
Memahami pentingnya
keutuhan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI)
a. Mendeskripsikan
Negara Kesatuan
Republik Indonesia




b.  Menjelaskan
pentingnya
keutuhan Negara
Kesatuan Republik
Indonesia





c. Menunjukkan
contoh-contoh
per_laku dalam
menjaga keutuhan
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
·   Pengertian NKRI
·   Unsur-unsur NKRI
·   Batas NKRI




· Makna keutuhan NKRI
· Kriteria dan ciri-ciri
NKRI yang utuh






·      Kondisi NKRI yang utuh
·      Perilaku menjaga keutuhan NKRI
·     Menjelaskan pengertian NKRI
·     Mengidentifikasi
unsur-unsur NKRI
·   Menunjukkan batas NKRI

·      Menjelaskan makna keutuhan NKRI

·       Mengidentifikasi
kriteria NKRI yang utuh
·      Mengidentifikasi ciri-ciri NKRI yang utuh

·  Menjelaskan kondisi NKRI yang utuh
·   Memberi contoh
perilaku menjaga
keutuhan NKRI
    
 Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang dseleksmenurut panduan-panduan yang dtentukan. PKn dengan paradgma baru bertumpu pada standar kompetensdan kompetens dasar kewarganegaraan (civic competence) untuk semua jenjang. Sedangkan pembelajaran partspatf yang berbass portofolo (Portfolio-based learning) merupakan alternatf  utama guna mencapai tujuan PKn tersebut.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang dgunakan dalam proses politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
Langkah-langkah pembelajaran PKn yang berbasis portofolio meliputi[9]:
1) Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji
2) Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah yang dikaji
3) Mengkaji pemecahan masalah
4) Membuat kebijakan publik
5) Membuat rencana tindakan
D. Model Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi
       Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada kelas tinggi, yaitu :
·  Model Pembelajaran Inkuiri
1. Suatu model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan inkuri dalam proses pembelajaran yakni sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan
b. Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
c. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
d. Memecahkan masalah
e. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
2. Model pembelajaran kedua disebut proses inkuiri menurut Welton & Mallan (1988) memiliki langkah-langkah sebagai berikut[10]:
a. Menyadari adanya peristiwa yang kontroversial yang selanjutnya menjadi masalah yang harus dipecahkan
b. Mengidentifikasi hipotesis (berupa penjelasan atau jawaban tentatif )
c. Menguji hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh antara lain :
1) Apabila hipotesis ditolak, maka masalah dapat dirumuskan kembali dan inkuiri kembali ke langkah yang kedua.
2) Apabila hipotesis diterima maka inkuri dapat dilanjutkan ke langkah keempat
d. Memodifikasi hipotesis menjadi simpulan sementara sampai data secara lengkap terkumpul
e. Menguji simpulan sementara (apakah telah menjelaskan peristiwa yang kontrovers_al)
3. Model ketiga pembelajaran inkuiri disebut juga inkuiri dasar sebagaimana disarankan oleh Dewey (Armstrong, 1996) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menggambarkan karakteristik masalah atau situasi yang penting
b. Mengajukan kemungkinan simpulan atau penjelasan
c. Mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk menguji akurasi simpulan atau  penjelasan
d. Menguji simpulan atau penjelasan berdasarkan bukti yang ada
e. Mengembangkan simpulan yang didukung oleh bukti yang tepat
       Menurut Armstrong (1996), model di atas dapat digunakan oleh guru untuk pembelajaran inkuiri pada semua kelas  di jenjang SD/MI.  Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan modifikasi disesuaikan dengan Standar Isi (SI) atau Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD) yang ada dalam kurikulum formal (Intended Curriculum) bahkan yang penting lagi hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan belajarnya, terutama sosial budaya setempat (Hidden
Curriculum).[11]
Contoh :
Dalam SKKD di bawah, salah satu nilai yang perlu diteladani adalah nilai “Keadilan” 
Kelas : 5 ; Semester 1
Stándar  Kompetensi
Kompetensi Dasar

1.  Menghargai nilai-nilai juang
dalam proses perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara
1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara

1.2 Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

1.3 Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam
proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari
      
       Demikianlah sebuah model pembelajaran yang difokuskan pada suatu kompetensi.  Sesuaikan model inkuiri tersebut dengan kondisi, situasi dan tingkat perkembangan para siswa di sekolah dasar.  Tentu saja, model inkuiri untuk siswa sekolah dasar pada kelas yang lebih rendah, langkah-langkah inkuiri akan lebih sederhana lagi.
·      Model Contextual Learning (CTL)
       Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang di pelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari,  sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan yang lainnya.
·      Model Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
Belajar kooperatif adalah belajar dengan cara bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan belajar kolaboratif bekerja sama dengan orang lain dalam proyek bersama sebagai aliansi strategis. Adapun ciri-ciri model ini antara lain[12] :
a. Belajar dalam satu kelompok dan memiliki ketergantungan dalam proses belajar dan penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota kelompok kerja sama.
b. Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang disepakati, siswa harus belajar dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan bersama dalam pembelajaran adalah peta konsep. Dalam pembuatan peta konsep dengan dilakukan secara berkelompok dan setiap anggota kelompok mendapat satu bagian sub peta konsep.
·    Model Generatif Learning
Pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan sendiri makna dari informasi yang diperolehnya.
·    Model Diskusi Kelompok
       Model ini dimaksudkan untuk membangun kerjasama individu dalam kelompok, kecakapan analisis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu dalam kelompok.
·    Model Induktif
       Pendekatan induktif adalah pendekatan dengan jalan penyajian bahan ajar dimulai dari contoh-contoh konkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa dibimbing membuat kesimpulan.
·    Model Pendekatan Proses
       Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpulan sendiri.
       Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini antara lain: (1) mengamati, mengklasifikasikan, serta mengenal dan merumuskan masalah yang muncul. (2) mengumpulkan, menganalisis dan menfasirkan data, dan (3) meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi.
·    Model Numherd Heads Logether ( NHT )
       Model pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya untuk dipresentasikan di depan kelas.
·    Model Bermain Peran
       Bermain peran adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan jati dirinya dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat, dalam memecahkan masalahnya dengan bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain peran siswa dapat menyadari adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu perilaku orang lain. Model ini dikembangkan oleh George shaffel.[13]










BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desain Pembelajaran PKn Tematis adalah desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang mana model pembelajaran itu menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang dgunakan dalam proses politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada kelas tinggi, yaitu :
1. Model Pembelajaran Inkuiri
2. Model Contextual Learning (CTL)
3. Model Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
4. Model Generatif Learning
5. Model Diskusi Kelompok
6. Model Induktif
7. Model Pendekatan Proses
8. Model Numherd Heads Logether ( NHT )
9. Model Bermain Peran
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kesempurnaan,maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Sapriya. 2012 .Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta
Sunhaji. 2013. Pembelajaran tematik-integratif. Purwokerto. STAIN Press
Wina Sanjaya Wina. 2011.  Perncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana



[1] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta : , 2012), hlm. 214
[2] Sunhaji, Pembelajaran tematik-integratif, (Purwokerto : STAIN Press, 2013), hlm.51
[3] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 95
[4] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 98
[5] Wina Sanjaya, Perncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm 96
[6] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 103-104
[7] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 255
[8] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 256
[9] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 259

Tidak ada komentar:

Posting Komentar