KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Desain
dan Model Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi” dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan
serta wawasan kita. Kami juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi per
perbaikan makalah.
Semoga
makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Dan kami mohon maaf
apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca.
Purwokerto,
26 Februari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
KATA
PENGANTAR................................................................................................................ii
1.
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar
Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................................................................1
1.3
Tujuan.............................................................................................................................2
2.
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian
Desain Pembelajara PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi................................3
2.2
Pengertian Model Pembelajara PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi................................4
2.3
Desain Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi...............................................4
2.4
Model Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi..............................................10
3.
PENUTUP............................................................................................................................14
3.1
Kesimpulan....................................................................................................................14
3.2
Saran..............................................................................................................................14
4. DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk rencana pembelajaran dijabarkan dari hal
yang paling umum kepada yang paling khusus dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran. Bentuk rencana pembelajaran ini meliputi bentuk satuan
pembelajaran untuk masing-masing Standar Kompetensi / konsep dalam tiap-tiap
catur wulan atau semester, yang dikembangkan dari silabus atau kurikulum dari
tiap bidang studi atau mata pelajaran. Fungsi perencanaan pembelajaran
dimaksudkan agar guru lebih siap dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Seorang guru yang baik akan senantiasa mengadakan persiapan terlebih dahulu,
baik itu persiapan perencanaan yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Banyak
desain dan model yang dapat digunakan untuk mengembangkan rencana pembelajaran.
Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan menjabarkan desain dan model
pembelajaran tematis pada mata pelajaran PKn di SD/MI kelas tinggi.
Salah satu
kompetensi guru kelas di MI adalah menguasai lima bidang studi yang salah satunya
adalah bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan. PKn dimaknai sebagai pendidikan
nilai dan pendidikan politik demokrasi. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa
dalam hal perancangan pembelajaran PKn perlu mempertahatikan karakteristik
pembelajaran PKn itu sendiri.
Dalam mata pelajaran
PKn, tuntutan kurikulum bukan hanya didasarkan pada ketuntasan belajar siswa
secara kognitif, tetapi menuntut juga perubahan sikap dan perilaku sebagai
indikator keberhasilan aspek afektif. Hal ini membuat guru kebingungan dalam
membuat desain dan model pembelajaran
yang tepat untuk anak usia Sekolah Dasar yang dapat mengakomodir aspek kognitif
dan afektif anak. Jadi dalam menyusun sebuah desain dan model pembelajaran itu
tidak selamanya sebuah desain dan model harus dilaksanakan seperti aslinya, namun
dengan sentuhan kreasi dan inovasi jadilah sebuah desain dan model menjadi
lebih kaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desain pembelajara PKn tematis
SD/MI kelas tinggi ?
2. Apa
pengertian model pembelajaran Pkn tematis SD/MI kelas tinggi?
3. Bagaimana desain
pembelajaran PKn tematis SD/MI kelas tinggi ?
4.
Bagaimana model pembelajaran PKn tematis SD/MI
kelas tinggi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian desain pembelajara PKn
tematis SD/MI kelas tinggi.
2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Pkn
tematis SD/MI kelas tinggi.
3. Untuk mengetahui bagaimana desain pembelajaran PKn
tematis SD/MI kelas tinggi.
4. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran PKn
tematis SD/MI kelas tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Desain Pembelajara PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi
Pembelajaran tematik
adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral
pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai
dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.[1] Sedangkan
menurut Fougarty (1991:19) pembelajaran tematik adalah uatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mngaitkan beberapa aspek baik dalam intra
pelajaran maupun antar mata pelajaran.[2]
Menurut Eraut (1991:315) istilah desain pembelajaran
atau ‘instructional design’ biasanya merujuk pada desain materi
pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan guru atau tidak
perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan pembelajaran tersebut. Memang, sejumlah ahli mengatakan bahwa desain
pembelajaran dibuat oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran namun
bukanlah suatu keharusan desain pembelajaran dibuat hanya oleh guru yang
bersangkutan. Artinya, bahwa
pengembangan desain pembelajaran dapat menjadi tugas para pakar pembelajaran
yang diharapkan akan membantu/mempermudah para guru dalam mengembangkan dan melaksanakan
proses pembelajaran.
Jadi, desain pembelajaran adalah proses keseluruhan tentang
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk didalamnya
adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian
bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.[3]
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian Desain Pembelajaran PKn Tematis adalah desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim
yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang mana model
pembelajaran itu menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran
yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu
mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.
B. Pengertian
Model Pembelajaran Pkn Tematis SD/MI Kelas Tinggi
Model
Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam
proses belajar mengajar.[4]
Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk menetapkan pendekatan
pembelajaran yang dipergunakan, guru perlu mempertimbangkan secara khusus
kondisi siswa secara keseluruhan, karena siswalah yang paling dominan dalam menentukan
keberhasilan pembelajaran.
C. Desain Pembelajaran
PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi
Pembelajaran PKn selayaknya dapat
membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai
serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektvitas dalam
berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru
atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan
materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam medesain pembelajaran
PKn menurut Skllbeck (1984) membagi faktor yang dapat menggambarkan situasi
sebagabahan analss guru atas dua bagan, alah faktor eksternal (external
factors) dan faktor nternal (internal factors).
Perhatkanlah faktor-faktor eksternal dan nternal menurut Skillbeck
berkut ini :
1. Faktor-faktor
eksternal meliputi:
a.
Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat
b. Tuntutan
dan tantangan sistem pendidikan
c.
Perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan
d.
Kontribusi dari sistem dukungan guru
e. Sumber
masukan bagi sekolah
2. Faktor-faktor internal,
meliputi:
a. Siswa meliputi aspek
bakat, kecakapan dan kebutuhannya
b. Guru
meliputi aspek nilai, sikap, keterampilan mengajar, pengetahuan, pengalaman,
kekuatan dan kelemahan khusus serta perannya
c. Etos kerja sekolah dan
struktur politik
d. Sumber-sumber bahan
pembelajaran
e.
Masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang dirasakan dalam kurikulum yang
berlaku.
Namun perlu Anda ngat bahwa dua faktor
bahan analss stuasdatas memlkkatan yang tdak dapat dpsahkan satu sama lan dalam
kehdupan. Dua faktor saling mengisi,
saling berpengaruh dan saling menentukan keberhasilan guru mengajar dan siswa
belajar. Dengan kata lain, tugas guru
yang cukup strategis bagi keberhasilan mengelola proses belajar mengajar akan
sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mempertmbangkan, meramu, mengemas,
merancang atau mendesan faktor-faktor datas dalam suatu model program
pembelajaran.
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa
mengembangkan desain pembelajaran merupakan tugas tim, bahkan melibatkan guru
atau tidak melibatkannya. Namun, ada hal
yang mendapat tekanan dalam pengembangan desain pembelajaran, ialah mengembangkan
materi pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. Tugas pengembangan materi
pembelajaran sebagai aspek penting dalam pengembangan desain pembelajaran PKn
di Indonesia, khususnya pasca berlakunya Permendiknas Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi adalah tugas satuan pendidikan.[5]
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa
pengembangan desain pembelajaran merupakan
tugas awal bagi guru dalam mengembangkan kurikulum. Ada tiga langkah yang perlu dipertimbangkan
oleh guru dalam menyusun desain pembelajaran sebagai bagan dari tugas
pengembangan kurikulum di satuan pendidikan, ialah[6]:
1. Mengkaji
dan menentukan Standar Kompetensi
2. Mengkaji
dan menentukan Kompetensi Dasar
3.
Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Perhatikan cara pengembangan desain pembelajaran
untuk Kelas 4 Madrasah Ibtidayah, khususnya pengembangan materi berkut ini.
Kelas 4, Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi
|
1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
|
1.1 Menjelaskan
perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa
1.2 Memberikan
contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah
1.3 Menerapkan
hidup rukun di rumah dan di sekolah
|
- Jenis kelamin
- Nama Agama di Indonesia
- Nama suku bangsa
- Cara hidup rukun di rumah
- Cara hidup rukun di sekolah
- Praktek Hidup rukun di rumah
- Praktek Hidup
rukun di sekolah
|
2. Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah
|
2.1 Menjelaskan
pentingnya tata tertib di rumah dan di sekolah
2.2
Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
|
- Tata tertib di rumah
- Tata tertib di sekolah
- Praktek hidup tertib di rumah
- Praktek hidup
tertib di sekolah
|
Kelas 4, Semester 2
Stándar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi
|
3. Menerapkan hak anak di rumah
dan di sekolah
|
3.1 Menjelaskan
hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya
3.2
Melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah
|
- Hak anak untuk bermain
- Hak anak untuk belajar
- Hak anak didengar pendapatnya
- Contoh melaksanakan hak anak di sekolah
- Contoh melaksanakan hak anak di sekolah
|
4. Menerapkan
kewajiban anak di
rumah dan di sekolah
|
4.1 Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah
4.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
|
- Penerapan tata tertib di rumah
- Penerapan tata tert_b di sekolah
- Contoh pelaksanaan aturan yang berlaku di masyarakat
|
Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan
dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada implementasi
kurikulum terdesentralisasi. Dalam mengembangkan desain pembelajaran PKn, ada
empat komponen yang perlu dikembangkan, yakni[7]:
1.
Standar kompetensi
2.
Kompetensi dasar
3.
Substansi materi
4.
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi.
· Desain Pembelajaran PKn Berbasis
Portofolio
Sebelum
membahas lebih jauh tentang desain pembelajaran
PKn yang berbasis portofolio, perlu pula mengenali materi
pembelajarannya. Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk
standar nasonal PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum
terdesentralsasi. Ada empat pokok pendidikan kewarganegaraan, yakni[8]:
a. Standar kompetensi kewarganegaraan
sebagai sasaran pembentukan;
b. Kompetensi dasar
kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran;
c. Indikator pencapaian
sebagakrtera keberhasilan pencapaan kemampuan;
d. Rambu-rambu umum
pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru.
Contoh, Standar kompetensi PKn Kelas V: “Memahami pentingnya keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).” Standar kompetensi yang pertama di operasionalkan
dalam bentuk kompetensi dasar, sebagai berikut :
1.1 Mendeskripskan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kemudian, lebih
lanjut dioperasionalkan lagi menjadi substansi materi dan indikator pencapaian, secara lengkap sebagai berikut:
No
|
Standar
kompetensi
|
Kompetensi dasar
|
Substansi Materi
|
Indikator
|
1.
|
Memahami
pentingnya
keutuhan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI)
|
a.
Mendeskripsikan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
b. Menjelaskan
pentingnya
keutuhan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
c.
Menunjukkan
contoh-contoh
per_laku
dalam
menjaga
keutuhan
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia
|
· Pengertian NKRI
· Unsur-unsur NKRI
· Batas NKRI
· Makna keutuhan NKRI
· Kriteria dan ciri-ciri
NKRI
yang utuh
· Kondisi NKRI yang utuh
· Perilaku menjaga keutuhan NKRI
|
· Menjelaskan pengertian NKRI
· Mengidentifikasi
unsur-unsur
NKRI
· Menunjukkan batas NKRI
· Menjelaskan makna keutuhan NKRI
· Mengidentifikasi
kriteria
NKRI yang utuh
· Mengidentifikasi ciri-ciri NKRI yang utuh
· Menjelaskan kondisi NKRI
yang utuh
· Memberi contoh
perilaku
menjaga
keutuhan
NKRI
|
Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa
dengan maksud tertentu dan terpadu yang dseleksmenurut panduan-panduan yang
dtentukan. PKn dengan paradgma baru bertumpu pada standar kompetensdan
kompetens dasar kewarganegaraan (civic competence) untuk semua jenjang.
Sedangkan pembelajaran partspatf yang berbass portofolo (Portfolio-based learning)
merupakan alternatf utama guna mencapai
tujuan PKn tersebut.
Pembelajaran
PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik
mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang dgunakan dalam proses
politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap
kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
Langkah-langkah
pembelajaran PKn yang berbasis portofolio meliputi[9]:
1) Mengidentifikasi
masalah yang akan dikaji
2)
Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan
masalah yang dikaji
3) Mengkaji pemecahan masalah
4) Membuat kebijakan
publik
5) Membuat rencana
tindakan
D.
Model Pembelajaran PKn Tematis SD/MI Kelas Tinggi
Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam
pembelajaran PKn di SD/MI pada kelas tinggi, yaitu :
· Model Pembelajaran Inkuiri
1.
Suatu model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk
mengadakan inkuri dalam proses pembelajaran yakni sebagai berikut :
a.
Merumuskan
tujuan
b. Menyajikan kata-kata
(istilah) yang perlu diketahui
c. Menyajikan ide-ide
yang perlu dipelajari
d. Memecahkan masalah
e.
Menerapkan
kemampuan yang telah dikuasai
2.
Model pembelajaran kedua disebut proses inkuiri menurut Welton & Mallan (1988)
memiliki langkah-langkah sebagai berikut[10]:
a. Menyadari adanya peristiwa yang
kontroversial yang selanjutnya menjadi masalah yang harus dipecahkan
b.
Mengidentifikasi
hipotesis (berupa penjelasan atau jawaban tentatif )
c.
Menguji
hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh antara lain :
1)
Apabila hipotesis ditolak, maka masalah dapat dirumuskan kembali dan inkuiri kembali
ke langkah yang kedua.
2) Apabila hipotesis
diterima maka inkuri dapat dilanjutkan ke langkah keempat
d. Memodifikasi hipotesis menjadi
simpulan sementara sampai data secara lengkap terkumpul
e.
Menguji
simpulan sementara (apakah telah menjelaskan peristiwa yang kontrovers_al)
3.
Model ketiga pembelajaran inkuiri disebut juga inkuiri dasar sebagaimana
disarankan oleh Dewey (Armstrong, 1996) memiliki langkah-langkah sebagai
berikut:
a.
Menggambarkan
karakteristik masalah atau situasi yang penting
b. Mengajukan kemungkinan
simpulan atau penjelasan
c. Mengumpulkan bukti yang dapat
digunakan untuk menguji akurasi simpulan atau penjelasan
d.
Menguji simpulan atau penjelasan berdasarkan bukti yang ada
e.
Mengembangkan simpulan yang didukung oleh bukti yang tepat
Menurut Armstrong (1996), model di atas dapat digunakan oleh
guru untuk pembelajaran inkuiri pada semua kelas di jenjang SD/MI. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan
untuk melakukan modifikasi disesuaikan dengan Standar Isi (SI) atau Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD) yang ada dalam kurikulum formal (Intended
Curriculum) bahkan yang penting lagi hendaknya disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan lingkungan belajarnya, terutama sosial budaya setempat (Hidden
Curriculum).[11]
Contoh
:
Dalam SKKD di bawah,
salah satu nilai yang perlu diteladani adalah nilai “Keadilan”
Kelas : 5 ; Semester 1
Stándar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
1. Menghargai nilai-nilai juang
dalam
proses perumusan
Pancasila
sebagai Dasar Negara
|
1.1
Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila
sebagai Dasar Negara
1.2
Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses
perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara
1.3
Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam
proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari
|
Demikianlah sebuah model pembelajaran yang difokuskan pada
suatu kompetensi. Sesuaikan model
inkuiri tersebut dengan kondisi, situasi dan tingkat perkembangan para siswa di
sekolah dasar. Tentu saja, model inkuiri
untuk siswa sekolah dasar pada kelas yang lebih rendah, langkah-langkah inkuiri
akan lebih sederhana lagi.
· Model Contextual Learning (CTL)
Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan
membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang di pelajarinya dengan
mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu
permasalahan ke permasalahan yang lainnya.
· Model Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
Belajar kooperatif adalah belajar dengan cara
bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan
belajar kolaboratif bekerja sama dengan orang lain dalam proyek bersama sebagai
aliansi strategis. Adapun ciri-ciri model ini antara lain[12] :
a.
Belajar dalam satu kelompok dan memiliki ketergantungan dalam proses belajar
dan penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota kelompok kerja sama.
b.
Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang disepakati, siswa
harus belajar dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.
Salah
satu strategi yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan bersama dalam
pembelajaran adalah peta konsep. Dalam pembuatan peta konsep dengan dilakukan
secara berkelompok dan setiap anggota kelompok mendapat satu bagian sub peta
konsep.
· Model Generatif Learning
Pembelajaran ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan sendiri makna dari informasi yang
diperolehnya.
· Model Diskusi Kelompok
Model ini dimaksudkan untuk membangun kerjasama individu dalam
kelompok, kecakapan analisis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab
individu dalam kelompok.
·
Model Induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan dengan jalan penyajian
bahan ajar dimulai dari contoh-contoh konkrit yang mudah dipahami siswa.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa dibimbing membuat kesimpulan.
·
Model Pendekatan Proses
Dalam pendekatan ini guru menciptakan
kegiatan pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa terlibat secara aktif
dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk
merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan
kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpulan
sendiri.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini antara lain: (1)
mengamati, mengklasifikasikan, serta mengenal dan merumuskan masalah yang
muncul. (2) mengumpulkan, menganalisis dan menfasirkan data, dan (3) meramalkan
gejala yang mungkin akan terjadi.
·
Model Numherd Heads Logether ( NHT )
Model pembelajaran ini lebih
mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber yang akhirnya untuk dipresentasikan di depan
kelas.
·
Model Bermain Peran
Bermain peran adalah pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan jati dirinya dalam lingkungan
sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat, dalam memecahkan masalahnya
dengan bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain peran siswa dapat menyadari
adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu perilaku orang lain. Model ini
dikembangkan oleh George shaffel.[13]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Desain Pembelajaran PKn Tematis adalah
desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan
guru atau tidak perlu melibatkan guru yang mana model pembelajaran itu
menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan
berbagai kompetensi dasar yang harus
dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Model
Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam
proses belajar mengajar.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio
memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik mereka dengan beberapa metode dan
langkah-langkah yang dgunakan dalam proses politik. Pembelajaran ini bertujuan
untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
Terdapat beberapa model yang dapat di
aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada kelas tinggi, yaitu :
1.
Model Pembelajaran Inkuiri
2. Model
Contextual Learning (CTL)
3. Model
Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
4. Model
Generatif Learning
5.
Model Diskusi Kelompok
6. Model
Induktif
7. Model
Pendekatan Proses
8. Model
Numherd Heads Logether ( NHT )
9. Model
Bermain Peran
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini jauh dari kesempurnaan,maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta. Rineka
Cipta.
Sapriya. 2012 .Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta
Sunhaji. 2013. Pembelajaran tematik-integratif.
Purwokerto. STAIN Press
Wina Sanjaya Wina. 2011. Perncanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-sekolah-dasar/ Rabu, 22 Februari 2017 pukul 13.00
WIB
https://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/19PEMBELAJARANPKN2.pdf
Rabu, 22 Februari 2017 pukul 10.35 WIB
[1] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta : , 2012), hlm.
214
[2] Sunhaji, Pembelajaran tematik-integratif, (Purwokerto : STAIN Press, 2013),
hlm.51
[3] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 95
[4]
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 98
[5] Wina Sanjaya, Perncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2011), hlm 96
[7] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 255
[8] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 256
[9] Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 259
[10] https://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/19PEMBELAJARANPKN2.pdf Rabu, 22 Februari 2017 pukul 10.35
WIB
[11] https://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/19PEMBELAJARANPKN2.pdf Rabu, 22 Februari 2017 pukul 10.35
WIB
[12]
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-sekolah-dasar/
Rabu, 22 Februari 2017 pukul 13.00 WIB
[13]
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-sekolah-dasar/
Rabu, 22 Februari 2017 pukul 13.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar